Selasa, 13 Mei 2014

Kandungan Temulawak dan Kunyit


KUNYIT:

Bahan tanaman
Kunyit berasal dari India dan Indo-Malaysia dan kemudian tersebar ke daerah Asia Selatan, Cina Selatan, Taiwan, Filipina dan Indonesia
Klasifikasi
Kerajaan          : Plantae
Divisi               : Spermathophyta
Sub Divisi         : Angiospermae
Kelas                : Monocotyledone
Ordo                : Zingiberales
Famili              : Zingiberaceae
Genus              : Curcuma
Spesies            : Curcuma domestica
Manfaat
Secara tradisional rimpang kunyit digunakan untuk penambah nafsu makan, peluruh empedu, obat luka dan gatal, anti radang, sesak nafas, antidiare, dan merangsang keluarnya angin perut. Sebagai obat luar digunakan sebagai lulur kecantikan dan kosmetika. Secara umum akar kunyit digunakan untuk stimulansia, pemberi warna masakan, dan minuman serta digunakan sebagai bumbu dapur (Sudarsono dkk., 1996).
Akar kunyit (Curcuma domestica) berkhasiat melancarkan peredaran darah, antiinflamasi, antibakteri, melancarkan pengeluaran empedu, antipiretik dan ikterik hepatitis (Syukur, 2005).
Daftar Pustaka:
Sudarsono., 1996. Daftar Tanaman Obat dan Khasiatnya. Jakarta
Syukur C., 2005. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta

TEMULAWAK:

Klasifikasi
Temulawak merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu.
Divisi               : Spermatophyta
Sub divisi         : Angiospermae
Kelas                : Monocotyledonae
Ordo                : Zingiberales
Keluarga          : Zingiberaceae
Genus              : Curcuma
Spesies            : Curcuma xanthorrhiza ROXB
Kandungan Nutrisi Ekstrak Temulawak
No.       Zat makanan                          Kandungan
1.         Pati*                                         48.18 – 59.64
2.         Abu                                           5.28 – 7.07
3.         Serat                                          5.28 – 4.83
4.         Kurkumin                                 1.60 – 2.20
5.         Minyak atsiri                            7.30 – 29.50
6.         Air**                                        14.60
7.         Lemak                                      0.90
8.         Protein                                      5.00
9.         Mineral                                     3.50
Sumber : * Rukmana (1995)  ** Purnomowati (1995)
Manfaat
Di Indonesia satu-satunya bagian yang dimanfaatkan adalah rimpang temulawak untuk dibuat jamu godog. Rimpang ini mengandung 48-59,64 % zat tepung, 1,6-2,2 % kurkumin dan 1,48-1,63 % minyak asiri dan dipercaya dapat meningkatkan kerja ginjal serta anti inflamasi. Manfaat lain dari rimpang tanaman ini adalah sebagai obat jerawat, meningkatkan nafsu makan, anti kolesterol, anti inflamasi, anemia, anti oksidan, pencegah kanker, dan anti mikroba.
Daftar Pustaka:
Rukmana, R., 1995. Temulawak Tanaman Rempah dan Obat. Kanisius.Yogyakarta
Purnomowati. 1995. Khasiat Temulawak.

AYAM BROILER:


Ayam broiler merupakan ayam yang diternakkan dengan tujuan sebagai penghasil daging karena ayam broiler memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat. Laju pertumbuhan yang cepat pada broiler selalu diikuti perlemakan yang cepat, dimana penimbunan lemak cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya bobot badan. Perlemakan yang tinggi dari broiler ini disebabkan karena broiler mempunyai nafsu makan yang tinggi, sedangkan sifat gerakan broiler lambat sehingga energi yang dikonsumsi dari pakan diubah menjadi lemak yang disimpan dalam abdomen dan di bawah kulit. Hal ini menjadi masalah bagi konsumen yang menginginkan daging ayam dengan perlemakan yang rendah (Pratikno, 2011)
Herlin, 2008 menyatakan bahwa daging broiler dipilih sebagai salah satu alternatif, karena diketahui bahwa broiler sangat efisien berproduksi yaitu dalam waktu 5-7 minggu, ayam tersebut sanggup mencapai berat hidup 1,3-1,8 kg. Keunggulan broiler tersebut didukung oleh sifat genetik dan keadaan lingkungan yang meliputi makanan, temperatur lingkungan dan pemeliharaan.
Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi pertambahan bobot badan ayam ini. Salah satunya yaitu manajemen pakan selama pemeliharaan berlangsung. Pakan pada ayam broiler biasanya berupa konsentrat atau campuran bahan pakan yang komposisinya telah dihitung berdasarkan kebutuhan nutrisi dari ayam broiler sehingga bobot badan ayam broiler dapat dicapai ketika masa panen, sebagaimana yang tercantum dalam literatur Solikhin, 2011 bahwa pakan yang diberikan selama pemeliharaan berupa konsentrat yang terbuat dari pabrik pakan, baik jenis pakan starter maupun finisher dimana disesuaikan dengan tingkat kebutuhan ayam. Berikut adalah kebutuhan nutrisi pada ayam starter dan finisher yang dikemukakan oleh Adha, 2012:
Adapun bentuk pakan yang paling cocok untuk diberikan kepada ayam broiler yaitu dalam bentuk butiran (crumble) sebagaimana yang dikemukakan oleh Rasyaf, 2000 bahwa butiran pecah atau crumble dapat menghasilkan ayam dengan berat badan lebih besar daripada bentuk tepung komplit.
Daftar Pustaka:
Pratikno, H. 2010.  Pengaruh Ekstrak Kunyit (Curcuma Domestica Vahl) Terhadap Bobot Badan Ayam Broiler (Gallus Sp). J Anatomi dan Fisiologi. Vol 18(2). Hal 39-46.
Herlin, R.F. 2008. Pemberian Ramuan Herbal Untuk Pertambahan Bobot badan Ayam Pedaging (Broiler). J Scince. hal 1-54.
Adha.2012. Chapter II: Tinjauan Pustaka Ayam Broiler.http://repository.usu.ac.id. Diakses pada tanggal 12 Mei 2014.
Solikhin.2011. Manajemen Pemeliharaan Ayam Broiler di Peternakan UD Hadi PS Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo.http://digilib.uns.ac.id.Diakses pada tanggal 12 Mei 2014
Rasyaf, M. 2000. Manjemen Peternakan Ayam Broiler. Penebar Swadaya, Jakarta.                

Senin, 12 Mei 2014


PEMANFAATAN KUNYIT DAN TEMULAWAK DALAM PERTAMBAHAN BOBOT BADAN AYAM BROILER
Tanaman temulawak dan kunyit termasuk dalam bahan pakan non konvensional yang dapat ditambahkan dan dicampur dalam pakan utama. Penggunaan bahan pakan ini biasanya diberikan pada ternak karena potensi daerah sekitar yang banyak dan untuk memanfaatkan limbah setelah dipisah dengan yang digunakan untuk pangan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Widodo (2012) yang menyatakan bahwa Bahan pakan unggas non konvensional adalah bahan pakan yang berpotensi digunakan sebagai campuran pakan unggas karena tingkat ketersediaan yang tinggi di berbagai daerah lokal (dalam hal ini di Indonesia), mengandung zat-zat makanan yang diperlukan oleh unggas dan kurang bersaing dalam penggunaan dengan manusia, tetapi belum banyak dimanfaatkan karena tidak tersebar secara merata pada semua daerah atau hanya daerah-daerah tertentu yang memilikinya, kandungan anti nutrisi yang umum dimiliki dan harus diolah terlebih dahulu sebelum dapat digunakan sebagai bahan pakan unggas.
Hasil penelitian Setyaningsih (1999) menunjukkan bahwa penambahan kurkuminoid temulawak dalam pakan sampai 100mg/kg BB mempengaruhi penurunan konsumsi pakan ayam pedaging, tetapi sebaliknya meningkatkan pertambahan bobot badan dan efisiensi pakan. Disarankan untuk menggunakan kurkuminoid temulawak dengan dosis 75 mg/kg BB supaya dapat memberikan hasil yang optimal pada ayam pedaging.
Hasil penelitian Boediarso (1996) menunjukkan bahwa penambahan tepung kunyit dalam ransum ayam pedaging sampai taraf 0,6% tidak mempengaruhi konsumsi, berat badan, pertambahan berat badan dan konversi pakan. Sementara itu hasil penelitian Kuntoro (2000) menunjukkan bahwa penambahan ekstrak kunyit sampai aras 1,2% dalam pakan ayam pedaging ternyata menurunkan jumlah konsumsi dan konversi pakan, tetapi menaikkan pertambahan bobot badan.
Darwis et al. (1991) menyatakan bahwa senyawa kurkuminoid mempunyai khasiat anti bakteri yang dapat meningkatkan proses pencernaan dengan membunuh bakteri yang merugikan serta merangsang dinding kantong empedu untuk mengeluarkan cairan empedu sehingga dapat memperlancar metabolisme lemak.
Menurut Natarajan dan Lewis (1980) kunyit mempunyai kadar air 60%, protein 8%, karbohidrat 63%, serat kasar 7%, bahan mineral 4%, sehingga dapat digunakan untuk substitusi pakan hewan. Hasil penelitian Agustiana (1996) menyatakan bahwa penggunaan tepung kunyit dalam ransum ayam pedaging sampai taraf 0,6% tidak dapat memberikan perbedaan yang nyata terhadap konsumsi pakan, berat badan, pertambahan berat badan, dan konversi pakan.
Hal ini diduga terjadi oleh karena kandungan zat kurkuminoid dan minyak atsiri dalam kunyit tidak bisa terabsorpsi secara efektif oleh sel epitelium intestinum, sehingga tidak bisa mempengaruhi metabolisme. Perlu kiranya dilakukan penelitian dengan menggunakan ekstrak kunyit agar diperoleh hasil yang lebih efektif dari manfaat senyawa kurkuminoid dan minyak atsiri dalam kunyit.
Minyak atsiri yang mengontrol asam lambung agar tidak berlebihan dan tidak kekurangan menyebabkan isi lambung tidak terlalu asam, sehingga apabila isi lambung tersebut masuk ke duodenum untuk menurunkan keasaman chyme semakin cepat dalam mengubahnya ke keadaan pH yang sesuai untuk diteruskan ke usus halus untuk diserap (Darwis et al., 1991).
Gambaran Teknologi Inovasi:

Pembuatan ekstrak Temulawak dan Kunyit
Alat Dan Bahan:
-          Blender/Tumbukan                              Temulawak dan Kunyit
-          Pisau                                                     Air
-          Ayakan
-          Saringan